Senin, 16 Mei 2011

Artikel "Mau kemana setelah SMA"

Mau Kemana Setelah SMA ?
Pada kenyataannya, pembuatan pilihan (choice making) memiliki banyak dimensi, dan dampak. Memilih merupakan bagian dari suatu upaya pemecahan masalah sekaligus sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan (decision making).
Dampak penetapan pilihan akan membawa pengaruh jangka pendek/panjang, baik berupa keuntungan yang diperoleh maupun resiko yang mesti ditanggung. Lebih-lebih penetapan pilihan dalam memilih perguruan tinggi, merupakan keputusan yang berdampak masa depan bagi seseorang.

Proses Keputusan

Lantaran memilih merupakan salah satu bagian dari suatu pengambilan keputusan, maka tahap-tahapnya perlu dipahami. Proses pengambilan keputusan meliputi : penetapan tujuan, pembatasan dan analisa masalah, mencari beberapa alternatif, memilih alternatif yang maksimal, pelaksanaan keputusan, serta penilaian dan monitoring.

Proses pengambilan keputusan perlu dimengerti oleh lulusan SMU sewaktu akan memasuki perguruan tinggi, karena melalui tahap-tahap tersebut keputusan yang akan diambilnya akan lebih efektif.
Mau Kemana Setelah SMU?
Pada kenyataannya, pembuatan pilihan (choice making) memiliki banyak dimensi, dan dampak. Memilih merupakan bagian dari suatu upaya pemecahan masalah sekaligus sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan (decision making).
Dampak penetapan pilihan akan membawa pengaruh jangka pendek/panjang, baik berupa keuntungan yang diperoleh maupun resiko yang mesti ditanggung. Lebih-lebih penetapan pilihan dalam memilih perguruan tinggi, merupakan keputusan yang berdampak masa depan bagi seseorang.

Proses Keputusan

Lantaran memilih merupakan salah satu bagian dari suatu pengambilan keputusan, maka tahap-tahapnya perlu dipahami. Proses pengambilan keputusan meliputi : penetapan tujuan, pembatasan dan analisa masalah, mencari beberapa alternatif, memilih alternatif yang maksimal, pelaksanaan keputusan, serta penilaian dan monitoring.

Proses pengambilan keputusan perlu dimengerti oleh lulusan SMU sewaktu akan memasuki perguruan tinggi, karena melalui tahap-tahap tersebut keputusan yang akan diambilnya akan lebih efektif.

a.Penetapan tujuan :
Kehendak memilih merupakan kelanjutan dari tujuan yang ingin dicapai seseorang. Muncul tujuan, biasanya dilatarbelakangi adanya masalah yang dihadapi oleh seseorang.
Visi menggambarkan tentang apa yang dicita-citakan seseorang dimasa yang akan datang (masa depan). Nilai mencakup kepercayaan, keyakinan, ajaran mengenai baik atau buruk.
Bila seseorang belum dapat mewujudkan visi dan nilai yang dimiliki maka akan timbul masalah. Upaya pemecahan masalah yang dihadapi, biasanya diirumuskan dalam tujuan.
Tujuan inilah yang kemudian dikejar dan diperjuangkan seseorang. Untuk mencapai tujuan, diperlukan kiat (strategi). Jika seseorang lulusan SMU berkeinginan untuk melanjutkan studi, jelaslah siswa tersebut mempunyai visi dan nilai.
Dalam benaknya terdapat gambaran masa depan yang dipandang terbaik, misalnya menjadi insinyur, dokter, manajer dan sebagainya. Visi dan nilai dapat terwujud bila telah menyelesaikan studi. Oleh karena itu, lulusan SMU mempunyai tujuan yang ingin dicapai, yaitu studi di perguruan tinggi. Keputusan untuk memilih perguruan tinggi mana yang akan dimasuki, merupakan realisasi dari pencapaian tujuan.

b. Pembatasan dan analisa masalah
Setelah tujuan ditetapkan, segala daya dan upaya dicurahkan duna mencapai tujuan. Namun, tak setiap orang bisa meraihnya. Sering kali terjadi kesenjangn antara harapan dan kenyataan. Bagi lulusan SMU yang bertujuan untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi, akan timbul masalah bila belum mendapat perguruan tinggi yang diharapkan, misalnya perguruan tinggi negeri.
Karena terbatasnya daya tampung PTN, maka lulusan SMU perlu bersikap realistis dengan melakukan pembatasan masalah pada tujuan utama yang ingin dicapai yaitu �melanjutkan studi�. Dengan menganalisa masalah secara mendalam, maka dapat dilakukan pemecahan masalah dengan mencari jalan keluarnya (solusi).

c. Mencari beberapa alternatif :
Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mencari alternatif yang dipandang dapat mengantarkan pada tujuan yang akan ingin dicapai, yaitu belajar di perguruan tinggi. Dengan demikian, belajar di PTN bukanlah tujuan, tetapi hanyalah sarana untuk mencapai tujuan. Kalau demikian halnya, maka bila tak diterima di PTN, maka dapat mencari alternatif lain. Tentu saja alternatif-alternatif yang dapat mengantarkan sampai ke tujuan.

d. Mencari alternatif yang maksimal :
Kini, di Indonesia terdapat banyak pilihan bagi lulusan SMU yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Jumlah perguruan tinggi bertambah terus. Sekarang terdapat sekitar 50 PTN dan sekitar 1400 PTS. Berhubung demikian banyaknya pilihan yang tersedia, maka perllu dilakukan pembatasan alternatif dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu yang dipandang dapat mengantar ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Sebelum calon mahasiswa memilih perguruan tinggi untuk dimasuki, biasanya mereka memiliki beberapa faktor yang dijadikan dasar pertimbangn dalam mengambil keputusan.
Pada umumnya kriteria yang dipilih meliputi : Status perguruan tinggi, citra PTS, fasilitas fisik, biaya SPP, proses belajar mengajar, mutu dosen, mutu lulusan dsb.

e. Status perguruan tinggi :
Yang pertama harus dilihat dan diketahui oleh calon mahasiswa, adalah status Perguruan Tinggi, khususnya Fakutas yang menjadi pilihan.
STATUS adalah gambaran kondisi Perguruan Tinggi, dalam melaksanakan proses pendidikan dan hasilnya. Pilihlah Fakultas/Perguruan Tinggi yang telah mendapatkan AKREDITASI dari Pemerintah (Departemen Pendidikan). Dalam kondisi demikian maka seluruh pelaksanaan ujian dan hasilnya sudah dilaksanakan sendiri oleh Perguruan Tinggi tersebut serta mendapat pengakuan.

f. Citra PTS:
Citra PTS termasuk faktor yang menjadi pertimbangan seseorang dalam memilih PTS. Citra akan dapat memberi gambaran suatu PTS terkemuka dan bergengsi. Pada umumnya mahasiswa akan merasa bangga bila PTS nya memiliki citra yang baik.
Calon mahasiswa akan berbondong-bondong untuk memasuki PTS yang mempunyai citra positif, dan sebaliknya PTS yang mempunyai citra negatif akan cenderung dijauhi peminat.

g. Fasilitas fisik :
Bagi lulusan SMU, masalah fisik masih dipandang penting, pada umumnya, PTS yang mempunyai kampus bagus, banyak diminati oleh calon mahasiswa.
Fasilitas fisik, berupa gedung, gaya arsitktur, fasilitas ruang, perpustakaan, perlengkapan laboratorium yang canggih dan mutakhir serta sarana fisik lainnya langsung bisa dilihat calon mahasiswa.

h. Biaya SPP :
Biaya SPP juga merupakan faktor penting. Hal ini akan berkaitan langsung dengan kemampuan ekonomi orang tua calon mahasiswa. Seseorang akan berpikir panjang jika harus mempunyai SPP yang mahal.

i.Proses belajar mengajar :
Meskipun proses ini belum langsung dinikmati oleh calon mahasiswa, namun mereka telah mencari informasi pada famili/teman yang telah mengalami proses belajar di PTS yang akan dipilih. Jika proses belajar mengajar lancar, maka calon mahasiswa berani mengambil keputusan untuk masuk.

j. Mutu Dosen :
Melalui pendekatan Sistem dapat dilihat mahasiswa sebagai bagian dari input (masukan), sedang dosen termasuk pihak yang melakukan pemrosesan. Jika dosen suatu perguruan tinggi bermutu, proses belajar mengajar berjalan dengan baik maka dapat diharapkan output (keluaran/lulusan) nya akan baik pula.
Mutu dosen dapat dilihat dari latar belakang pendidikannya : lulusan program Strata 2 (S-2) atau Strata 3 (S-3), lulusan dalam atau luar negeri jabatan akademik yang dimilikinya.

k. Mutu Lulusan
Setelah mengikuti proses pendidikan selama 4-5 tahun, biasanya mahasiswa dapat menyelesaikan 144 SKS - 160 SKS, berarti telah lulus perguruan tinggi. Tibalah saatnya kemudian mencari pekerjaan. Diterima atau tidaknya dalam bekerja mencerminkan kualitas yang dimilikinya.
Mutu lulusan biasanya terlihat dalam Indeks Prestasi (IP), juga ketrampilan tambahan seperti penguasaan program komputer, bahasa asing maupun ketrampilan lain yang merupakan nilai tambah yang dimilikinya. Dalam kaitan ini calon mahasiswa juga melihat bagaimana lulusan perguruan tinggi diserap oleh lapangan kerja. Mereka mencari informasi tersebut dari berbagai pihak.
Jika informasi yang diperoleh menunjukkan banyaknya lulusan yang diterima oleh lapangan kerja, maka perguruan tinggi tersebut banyak diminati oleh calon mahasiswa.

Faktor-faktor diatas, pada umumnya menjadi pertimbangan utama calon mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi. Tentu saja kriteria tersebut merupakan kriteria yang ideal. Jika ternyata sulit untuk mendapatkan perguruan tinggi yang memenuhi kriteria, maka yang dipilih adalah alternatif yang maksimal yaitu paling tidak yang mendekati kriterian di atas.
Dikutip Dari : AkademiaNet.com/@dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar